19 Mei 2014

"ALBUM ‘SUNSET DI TANAH ANARKI’ SUPERMAN IS DEAD RAIH PIALA ALBUM TERBAIK"

Trio punk rock Bali, Superman Is Dead berhasil membawa pulang piala Album Terbaik yang diterima sang drummer, JRX hari Jum’at (9/5) dalam helatan Editor’s and Reader’s Choice Award 2014 majalah Rolling Stone Indonesia di Rolling Stone Cafe, Jakarta. Kemenangan diberikan untuk album anyar berjudul Sunset di Tanah Anarki. Hasil tersebut diperoleh atas pilihan pembaca sekaligus pendengar musik Indonesia lewat Pemilihan Umum Rolling Stone Indonesia 2014. Pemungutan suara RSI sendiri dimulai tanggal 16-30 April 2014 lalu melalui Instagram dan Twitter.

SID mengalahkan sembilan nominasi lainnya seperti album Profanatik milik Deadsquad, Himne Perang Akhir Pekan milik Down For Life, Raya milik Iwan Fals, Between Usmilik Lala, Heart to Heart milik Raisa, Hari Baru milik RAN, Berandalan Ibukota milik Superglad, Gajah milik Tulus, dan The Experiment milik Yacko.

Acara yang dipandu Ronal itu tak hanya sebagai ajang penyerahan piala kepada para nominasi, namun juga sebagai selebrasi HUT majalah Rolling Stone Indonesia yang ke-9. Penampilannya dimeriahkan MALIQ & D’Essentials dan Tulus.

11 Mei 2014

JRX : Agar tetap normal, hindari 5 film dan album ini

1.Social Distortion - White Heat White Light White Trash - Meski ini album tergelap mereka, ini adalah soundtrack abadi saya dari masa-masa tergelap hingga yang paling terang. Social D banyak mengajarkan saya cara menjadi a true gentleman, how to appreciate life, friendship, women and how to rebel in acoolest way possible!

2.Rancid - ...And Out Come The Wolves - Karena literally semua lagu yang direkam di album ini layak memenangkan Grammy! Plus cover albumnya yang begitu iconic. Terkutuklah Elvis karena saya percaya inilah album punk hybrid yang paling nyaris sempurna dalam sejarah manusia.

3. Bad Religion - Recipe For Hate - Album ini menyadarkan saya jika punkrock juga bisa terdengar cerdas, politikal sekaligus skillful. Lirik-lirik di album ini membuka mata saya dan banyak mempengaruhi lirik serta konten-konten perjuangan yang dilakukan SID hingga kini.

4. The Gaslight Anthem - 59 Sound - Perpaduan sempurna anthem-anthem kerah biru yang dihiasi romansa vintage khas Americana, TGA menawarkan sesuatu yang baru namun klasik. Lewat musik mereka saya membayangkan sebuah masa depan yang begitu kuno, dipenuhi mobil-mobil klasik bertenaga surya yang begitu cantik.

5. MikeNess - Cheating At Solitaire - Berandal ini menemukan kerendahan hati sekaligus kemarahan yang begitu anggun. Energi, lirik, atmosphere yang dirangkum di album ini banyak mempengaruhi cara berpikir bahkan berpakaian saya. Rockabilly, country, ballad, blues, punk, drugs, kegagahan, keindahan. Semua tersampaikan dengan presisi yang mustahil ditiru.

Film:

1. True Romance - Sejak dulu saya bercita-cita memiliki kisah cinta yang begitu rock n roll, dan film ini bagaikan kitab rahasia saya dalam perihal percintaan. There's gotta to be drugs, guns, old cars, Elvis, and mother-fucking Christopher Walken!

2.Leaving Las Vegas - Kisah cinta seorang alkoholik dan pelacur. Begitu gelap, begitu romantis. Sampai saat ini saya masih berusaha agar hidup saya tidak berakhir seperti di film ini. Tentu saja saya bukan alkoholik. Tapi saya masih belum yakin jika saya bukan pelacur.

3. All of Cheech And Chong movies - FUCK YOU IF YOU DON'T LIKE CHEECH AND CHONGMOVIES, PERIOD.

4.Trainspotting - Saya tidak suka Brit-pop tapi saya suka film ini, so fucked upit's so good.

5. Pulp Fiction - Basically saya menyukai hampir semua karya Tarantino, tapi yang ini sangat memukau. Dimana lagi kita bisa melihat seorang boss mafia yang begitu menakutkan dianal oleh sekumpulan white trash? Priceless!

Tentang SID dan aktivisme:

2. Sejauh ini, Anda sudah banyak terlibat dalam pergerakan atau kampanye perlindungan lingkungan, bagaimana cara Anda merangkul masyarakat Indonesia khususnya Bali agar mereka tetap ingat pada kepedulian lingkungan?

JRX : Well, saya punya social media. Itu cara termudah untuk mengingatkan. Tentu saja harus disertai dengan tindakan nyata. Turun ke jalan, bersih-bersih pantai, demo melawan kerakusan penguasa/investor, membuat konser-konser pro-lingkungan dan semacamnya. Ini sudah saya lakukan sejak tahun 2000-an, dan menurut saya perpaduan dari social-media dan tindakan nyata merupakan hal yang paling efektif untuk membentuk mindset baru.

3. Anda dikenal sebagai penggemar tattoo, pastinya tattoo yang melekat di tubuh Anda mempunyai arti tersendiri. Boleh ceritakan tentang tattoo yang Anda miliki?

JRX : Permata di tengah-tengah dada saya yang tidak berbulu. Begitu simpel namun saya mengartikannya sebagai harapan untuk sebuah hati yang sekuat, seanggun dan seabadi permata.

4. Apa benang merah dari album “Sunset Di TanahAnarki” ?

JRX : SID merindukan revolusi besar. Kami sudah muak dan sangat-sangat serius menginginkan perubahan di Bali/Indonesia. Sudah cukup mesin-mesin berbentuk manusia itu berkuasa di negara ini. Anarki adalah bentuk cinta yang paling advanced karena sejatinya setiap manusia berhak atas kemerdekaan dan kesejahteraan-nya tanpa harus dimonopoli oleh lingkaran atau kelas yang itu-itu saja.

5. Menurut Anda, apakah arti kebebasan itu sendiri?

JRX : Kebebasan adalah awal dari perubahan. Ketika kita menggunakan kebebasan kita dengan baik dan presisi yang benar, maka perubahan akan lebih lekas terjadi. We don't abuse freedom, we use them to get our thoughts heard by the masses. Kebebasan itu mutlak memerlukan tanggung jawab. Jangan cuma bisa teriak-teriak minta perubahan tapi nihil tindakan nyata untuk wujudkan perubahan itu sendiri. Turun, lawan!

6. Jika melihat kebebasan dalam bermusik. Bagaimana menurut Anda kebebasan bermusik di ranah musik Indonesia?

JRX : Kebebasan itu selalu ada, keadilannya yang masih belum tentu ada. Saya lihat sentralisasi masih 'megang' banget di ranah musik Indonesia, sampai-sampai musisi-musisi di daerahpun seperti berlomba-lomba menjadi band kota besar. Ada permainan politik industri di sana. Selain itu, saya juga kecewa dengan media-media mainstream yang selalu mendukung penuh musik-musik yang didesain untuk menjauhkan rakyat dari kekritisan berpikir dan keberanian. Seperti ada agenda besar untuk menjadikan rakyat Indonesia itu lemah dan nyaman dalam pembodohan.

Video Clip Captain Jack - Tak Ada Yang Datang

 
Song: Tak Ada Yang Datang
Artis: Captain Jack Band
Label: Mahakarya inc
Director: Ujo 'DeHunter Pictures'

Selamat Menikmati Videonya !!!
Video Musik single ke 2 "Tak Ada Yang Datang" berlokasi di Lokananta Studio sebagai mayoritas pengambilan gambar, yang dimana Captain Jack ingin mengajak penontonnya untuk kembali mengenal Lokananta Studio yang merupakan gedung bersejarah dengan peran yang sangat sentral terhadap dunia musik Indonesia.

Lokananta adalah sejarah dan Captain Jack ingin menorehkan secuil sejarah di tempat itu. Nama "Lokananta" yang diberikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, mempunyai arti, 'gamelan di kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh'. 

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes