18 Jun 2015

Ini Cara SID Suarakan Bali Tolak Reklamasi Ketika Dilarang Aparat Kepolisian

Grup band Superman Is Dead (SID) ketika konser bertajuk “ Change The Ordinary” di Gong Perdamaian Kertalangu, Bali pada 12 Juni 2015 malam dilarang oleh aparat kepolisian untuk menyuarakan kampanye “Bali Tolak Reklamasi” di atas panggung.
Ini Cara SID Suarakan Bali Tolak Reklamasi Ketika Dilarang Aparat Kepolisian
Namun, para personil SID tetap punya cara sendiri untuk menyampaikan pesan untuk menyelamatkan alam di Bali. Mereka benar-benar tidak bersuara diatas panggung untuk kampanye tolak reklamasi. Semua personil menggunakan kaos betuliskan Bali Tolak Reklamasi dan menutup mulut mereka dengan plester berwarna hitam. Ketiganya berdiri berjajar di depan panggung dan mengangkat tangan kiri yang terkepal.

“Benar semalam dilarang. Namun kami tidak terima pelarangan tersebut dan kami akan melawan dengan cara yang kami bisa,” kata Jerinx, penggebuk drum SID ketika dihubungi Uwong.co pada Sabtu, 13 Juni 2015.

Jerinx berpesan bahwa penguasa harus ingat bahwa jika anak muda semakin ditekan maka akan semakin melawan. Seperti dituliskan di Fanpage resmi Superman Is Dead,mereka mau membungkam tapi kami tetap melawan! Aparat dan penguasa melarang SID menyuarakan isu Bali Tolak Reklamasi di atas panggung. Namun kami tak mau menyerah begitu saja. Dan inilah cara kami melawan.

Sementara itu, I Wayan “Gendo” Suardana selaku Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) Teluk Benoa mengatakan bahwa tindakan pelarangan oleh apart kepolisian menunjukan bahwa situasi kebebasan berekspresi sebagai hak konstitusi di negara kita masih lemah dan belom terlindungi. Apa urusannya pihak kepolisian melarang musisi untuk mengkampanyekan sikapnya? Sayangnya ini selalu saja terjadi bahkan sering terjadi. Pihak kepolisian sering menekan pihak Event Organiser jika ada musisi penolak reklamasi yang main di event EO itu.

Seolah-olah pihak kepolisian paranoid jika ada musisi yg bicara tolak reklamasi di atas panggung. Pada titik inilah kami mempertanyakan motif dari pihak kepolisian atas sikapnya,” kata I Wayan Suardana yang akrab disapa Gendo.

Baliho dirusak. Foto Gunk Jhon.


Baliho Tolak Reklamasi Kembali di Rusak
Baliho tolak reklamasi Teluk Benoa milik Pemuda adat Suwung Kauh Denpasar kembali dirusak jelang kedatangan Presiden ke Bali dalam acara Pesta Kesenian Bali (PKB) yang digelar pada Sabtu dan Minggu, 13-14 Juni 2015 di Sanur, Bali.

Gendo mengatakan, kejadian tutin jika ada petinggi negeri datang ke Bali selalu saja begini. Ketika Susilo Bambang Yudhoyono datang baliho-baliho di rusak. Saat ini ketika Jokowi datang juga sama. Hanya saja saya agak tertarik dengan polanya. yang begitu rapi dan taktis.

“Saya menduga ini dilakukan oleh orang-orang yang terlatih,” kata Gendo

Ia menambahkan, pernah baliho dijaga oleh teman-teman dan warga dari tengah malam sampai jam 6 pagi. Hal ini dilakukan karena perusakan rata-rata dilakukan saat subuh. Namun apa yang terjadi? Ditinggal jam 6 pagi untuk mandi sebentar, lalu kembali lagi ke lokasi ternyata baliho rusak. Rentang waktu 15 – 30 menit. Ada juga pengalaman seorang relawan yang lucu. Dia pasang baliho di tembok dalam rumah. Mengingat baliho-baliho di jalan sudah tumbang. Apa yang terjadi, selama baliho dia tungguin maka baliho aman, tapi saat dia tinggal belanja hanya 5 menit baliho tersebut sudah hilang.

“Jadi bayangkan , jika tidak terlatih siapa yang bisa melakukannya tindakan seperti ini? Mengintai dengan tekun, lalu mengambil baliho dengan cepat. Dugaan saya hanya orang terlatih yang mempunyai kemampuan seperti ini,” tutup Gendo.

Uwong.co coba mengkonfirmasi kepada pihak kepolisian daerah Bali, namun hingga berita ini diturunkan belum ada respon yang kami terima. Editor: Tommy Apriando.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes