19 Mei 2014

"ALBUM ‘SUNSET DI TANAH ANARKI’ SUPERMAN IS DEAD RAIH PIALA ALBUM TERBAIK"

Trio punk rock Bali, Superman Is Dead berhasil membawa pulang piala Album Terbaik yang diterima sang drummer, JRX hari Jum’at (9/5) dalam helatan Editor’s and Reader’s Choice Award 2014 majalah Rolling Stone Indonesia di Rolling Stone Cafe, Jakarta. Kemenangan diberikan untuk album anyar berjudul Sunset di Tanah Anarki. Hasil tersebut diperoleh atas pilihan pembaca sekaligus pendengar musik Indonesia lewat Pemilihan Umum Rolling Stone Indonesia 2014. Pemungutan suara RSI sendiri dimulai tanggal 16-30 April 2014 lalu melalui Instagram dan Twitter.

SID mengalahkan sembilan nominasi lainnya seperti album Profanatik milik Deadsquad, Himne Perang Akhir Pekan milik Down For Life, Raya milik Iwan Fals, Between Usmilik Lala, Heart to Heart milik Raisa, Hari Baru milik RAN, Berandalan Ibukota milik Superglad, Gajah milik Tulus, dan The Experiment milik Yacko.

Acara yang dipandu Ronal itu tak hanya sebagai ajang penyerahan piala kepada para nominasi, namun juga sebagai selebrasi HUT majalah Rolling Stone Indonesia yang ke-9. Penampilannya dimeriahkan MALIQ & D’Essentials dan Tulus.

11 Mei 2014

JRX : Agar tetap normal, hindari 5 film dan album ini

1.Social Distortion - White Heat White Light White Trash - Meski ini album tergelap mereka, ini adalah soundtrack abadi saya dari masa-masa tergelap hingga yang paling terang. Social D banyak mengajarkan saya cara menjadi a true gentleman, how to appreciate life, friendship, women and how to rebel in acoolest way possible!

2.Rancid - ...And Out Come The Wolves - Karena literally semua lagu yang direkam di album ini layak memenangkan Grammy! Plus cover albumnya yang begitu iconic. Terkutuklah Elvis karena saya percaya inilah album punk hybrid yang paling nyaris sempurna dalam sejarah manusia.

3. Bad Religion - Recipe For Hate - Album ini menyadarkan saya jika punkrock juga bisa terdengar cerdas, politikal sekaligus skillful. Lirik-lirik di album ini membuka mata saya dan banyak mempengaruhi lirik serta konten-konten perjuangan yang dilakukan SID hingga kini.

4. The Gaslight Anthem - 59 Sound - Perpaduan sempurna anthem-anthem kerah biru yang dihiasi romansa vintage khas Americana, TGA menawarkan sesuatu yang baru namun klasik. Lewat musik mereka saya membayangkan sebuah masa depan yang begitu kuno, dipenuhi mobil-mobil klasik bertenaga surya yang begitu cantik.

5. MikeNess - Cheating At Solitaire - Berandal ini menemukan kerendahan hati sekaligus kemarahan yang begitu anggun. Energi, lirik, atmosphere yang dirangkum di album ini banyak mempengaruhi cara berpikir bahkan berpakaian saya. Rockabilly, country, ballad, blues, punk, drugs, kegagahan, keindahan. Semua tersampaikan dengan presisi yang mustahil ditiru.

Film:

1. True Romance - Sejak dulu saya bercita-cita memiliki kisah cinta yang begitu rock n roll, dan film ini bagaikan kitab rahasia saya dalam perihal percintaan. There's gotta to be drugs, guns, old cars, Elvis, and mother-fucking Christopher Walken!

2.Leaving Las Vegas - Kisah cinta seorang alkoholik dan pelacur. Begitu gelap, begitu romantis. Sampai saat ini saya masih berusaha agar hidup saya tidak berakhir seperti di film ini. Tentu saja saya bukan alkoholik. Tapi saya masih belum yakin jika saya bukan pelacur.

3. All of Cheech And Chong movies - FUCK YOU IF YOU DON'T LIKE CHEECH AND CHONGMOVIES, PERIOD.

4.Trainspotting - Saya tidak suka Brit-pop tapi saya suka film ini, so fucked upit's so good.

5. Pulp Fiction - Basically saya menyukai hampir semua karya Tarantino, tapi yang ini sangat memukau. Dimana lagi kita bisa melihat seorang boss mafia yang begitu menakutkan dianal oleh sekumpulan white trash? Priceless!

Tentang SID dan aktivisme:

2. Sejauh ini, Anda sudah banyak terlibat dalam pergerakan atau kampanye perlindungan lingkungan, bagaimana cara Anda merangkul masyarakat Indonesia khususnya Bali agar mereka tetap ingat pada kepedulian lingkungan?

JRX : Well, saya punya social media. Itu cara termudah untuk mengingatkan. Tentu saja harus disertai dengan tindakan nyata. Turun ke jalan, bersih-bersih pantai, demo melawan kerakusan penguasa/investor, membuat konser-konser pro-lingkungan dan semacamnya. Ini sudah saya lakukan sejak tahun 2000-an, dan menurut saya perpaduan dari social-media dan tindakan nyata merupakan hal yang paling efektif untuk membentuk mindset baru.

3. Anda dikenal sebagai penggemar tattoo, pastinya tattoo yang melekat di tubuh Anda mempunyai arti tersendiri. Boleh ceritakan tentang tattoo yang Anda miliki?

JRX : Permata di tengah-tengah dada saya yang tidak berbulu. Begitu simpel namun saya mengartikannya sebagai harapan untuk sebuah hati yang sekuat, seanggun dan seabadi permata.

4. Apa benang merah dari album “Sunset Di TanahAnarki” ?

JRX : SID merindukan revolusi besar. Kami sudah muak dan sangat-sangat serius menginginkan perubahan di Bali/Indonesia. Sudah cukup mesin-mesin berbentuk manusia itu berkuasa di negara ini. Anarki adalah bentuk cinta yang paling advanced karena sejatinya setiap manusia berhak atas kemerdekaan dan kesejahteraan-nya tanpa harus dimonopoli oleh lingkaran atau kelas yang itu-itu saja.

5. Menurut Anda, apakah arti kebebasan itu sendiri?

JRX : Kebebasan adalah awal dari perubahan. Ketika kita menggunakan kebebasan kita dengan baik dan presisi yang benar, maka perubahan akan lebih lekas terjadi. We don't abuse freedom, we use them to get our thoughts heard by the masses. Kebebasan itu mutlak memerlukan tanggung jawab. Jangan cuma bisa teriak-teriak minta perubahan tapi nihil tindakan nyata untuk wujudkan perubahan itu sendiri. Turun, lawan!

6. Jika melihat kebebasan dalam bermusik. Bagaimana menurut Anda kebebasan bermusik di ranah musik Indonesia?

JRX : Kebebasan itu selalu ada, keadilannya yang masih belum tentu ada. Saya lihat sentralisasi masih 'megang' banget di ranah musik Indonesia, sampai-sampai musisi-musisi di daerahpun seperti berlomba-lomba menjadi band kota besar. Ada permainan politik industri di sana. Selain itu, saya juga kecewa dengan media-media mainstream yang selalu mendukung penuh musik-musik yang didesain untuk menjauhkan rakyat dari kekritisan berpikir dan keberanian. Seperti ada agenda besar untuk menjadikan rakyat Indonesia itu lemah dan nyaman dalam pembodohan.

Video Clip Captain Jack - Tak Ada Yang Datang

 
Song: Tak Ada Yang Datang
Artis: Captain Jack Band
Label: Mahakarya inc
Director: Ujo 'DeHunter Pictures'

Selamat Menikmati Videonya !!!
Video Musik single ke 2 "Tak Ada Yang Datang" berlokasi di Lokananta Studio sebagai mayoritas pengambilan gambar, yang dimana Captain Jack ingin mengajak penontonnya untuk kembali mengenal Lokananta Studio yang merupakan gedung bersejarah dengan peran yang sangat sentral terhadap dunia musik Indonesia.

Lokananta adalah sejarah dan Captain Jack ingin menorehkan secuil sejarah di tempat itu. Nama "Lokananta" yang diberikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, mempunyai arti, 'gamelan di kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh'. 

24 Apr 2014

Mengenang 18 Tahun Tragedi AMARAH

KAIN PROTES TELAH ROBEK  
SUASANA MENGEKANG MENCEKAM
TERIKNYA MATAHARI, JERIT MATA HATI
SAKSIMU MENGALIR BISU, BERLIMANG LUMPUR & BATU
DIA SAKSIKAN AMARAH, WAJAH PUCAT MEMBIRU
Itulah sepenggal lirik lagu yang diciptakan oleh UKM seni UMI yang berjudul 'AMARAH' untuk memperingati tragedi April Makassar Berdarah.. Amarah seolah-olah masih menjadi artefak di dinding-dinding penjara ketidak-adilan dan disulam menjadi tirai emas para tiran

April Makassar Berdarah merupakan salah satu gerakan sosial mahasiswa di Makassar pada tahun 1996 yang menelan korban jiwa 3 orang dari kalangan mahasiswa dan ratusan kekerasan fisik lainnya akibat perlakuan represif aparat keamanan (polisi dan tentara). Tulisan ini akan dibagi perbagian dan pada bagian 1 (satu) tulisan ini diawali dengan memaparkan kronologis kasus yang saat itu dialami dan informasi dari berbagai sumber.


Kronologis Kasus

April Makassar Berdarah (AMARAH) ini terjadi dari rangkaian peristiwa yang berlangsung kurang lebih 10 hari di Makassar. Dimulai dari tanggal 21 April 1996 dan berakhir pada tanggal 30 April 1996 yang ditandai dengan penandatanganan piagam kerukunan. Berikut kronologis kasusnya:

Tanggal 21 April 1996
SK Walikota Ujungpandang No. 900/IV/1996 tanggal 16 April 1996 tentang tarif angkutan kota mulai diberlakukan. Untuk trayek dalam Kota Ujungpandang diberlakukan tarif yang sama, Rp. 500,- untuk masyarakat umum dan Rp. 200,- untuk mahasiswa dan pelajar.

Tanggal 22 Apri 1996
Pukul 11.00 Puluhan mahasiswa UMI mendatangi kantor gubernur Sulawesi Selatan untuk menyampaikan aspirasinya. Mereka menuntut penurunan tarif tersebut dan untuk tarif mahasiswa dan pelajar diberlakukan secara konsisten Rp. 200,-, karena di lapangan faktanya tetap disamakan dengan penumpang umum. Mahasiswa memberikan deadline 3 X 24 jam untuk keputusan penurunan kembali tarif tersebut.

Pukul 14.00 Mahasiswa UMI melakukan demonstrasi dengan memblokade jalan Urip Sumoharjo. Petugas tidak melakukan tindakan apa-apa, mahasiswa dengan tertib membubarkan diri.

Pukul 20.00 lembaga-lembaga kemahasiswaan di beberapa perguruan tinggi dan lembaga ekstra kampus mulai melakukan konsolidasi dan pertemuan untuk menyikapi kebijakan ini.

Tanggal 23 April 1996
Pukul 10.00 Mahasiswa sudah mulai melakukan aksi dengan turun ke jalan di setiap kampus masing-masing. Aksi yang memanas di kampus UMI. Sebuah bus damri dihadang dan seluruh penumpangnya diturunkan. Bus dipalang di tengah jalan, aki dibuka dan kaca dihancurkan.

Pukul 13.00 Kapoltabes Ujungpandang dan Dandim datang mengajak dialog mahasiswa. Mahasiswa tetap bertahan menuntut adanya keputusan penurunan tarif dan terus menyandera bus damri.
iang Aparat keamanan dari kepolisian datang dan segera membentuk pagar betis.kemudian terjadi dialog antara mahasiswa dan pihak kepolisian. 
 
Tiba-tiba satu truk aparat keamanan dari Garnisun datang dan membentuk pagar betis di belakang aparat kepolisian dan mamaksa mahasiswa untuk mundur dan masuk kedalam kampus. Hal ini dimamfaatkan oleh pihak yang tak bertanggung jawab dan melakukan aksi pelemparan batu sehingga aparat keamanan merengsek dan menyerbu masuk ke dalam kampus sambil melakukan aksi pemukulan dan menembakkan gas air mata. Dan lebih tragisnya lagi, mereka melakukan penamparan dan mencaci-maki mahasiswi yang ada di depan Fak. Ekonomi.

Mereka juga merusak berbagai fasilitas kampus serta ratusan kendaraan roda dua dan satu kendaraan roda empat. Batu melawan senjata, itulah gambaran perlawanan mahasiswa pada saat itu. Sekitar 20 orang mahasiswa ditangkap dan dipukuli sebelum diangkut. Pukul 16.00 sore Aparat keamanan mundur atas instruksi Kasdam VII Wirabuana Brigjen Pahrul Rosi dan mengadakan dialog dengan mahasiswa. Pasukan Brimob dan Armed menghalau mahasiswa di sepanjang jalan Urip Sumoharjo. Bentrok tak bisa dielakkan perang batu pun tak bisa dihindari. Pasukan merangsek masuk kampus UMI, mahasiswa tetap bertahan. Mahasiswa dipukuli dengan rotan dan tendangan sepatu laras. Kaca perkuliahan hancur berantakan, puluhan mahasiswa ditangkap dan dibawa ke Makodim.

Pukul 16.30 Kasdam VII Wirabuana Brigjen Fachrul Razi naik ke atas mobil pemadam kebakaran memberikan pengarahan, juga nampak mendampingi Dandim Letkol Sabar Yudo. Mahasiswa mulai membubarkan diri dan kembali melakukan konsolidasi untuk membebaskan rekannya yang ditangkap.

Pukul 17.00 Di kampus IKIP Ujungpandang, pejabat kampus mulai melakukan pendekatan kepada fungsionaris mahasiswa. Humas IKIP Ujungpandang turun melakukan pertemuan dengan fungsionaris mahasiswa mulai dari HMJ, SMF, UKM-UKM berkumpul di gedung SMPT. Humas mengajak untuk turun aksi esok harinya, tapi bukan terkait dengan kebijakan tarif angkot tapi soal eksekusi tanah oleh pihak PN Ujungpandang atas kasus tanah di kampus Gunung Sari yang di atasnya telah berdiri gedung perpustakaan.

Pukul 20.00 Pengurus SMPT IKIP saudara Aswan Ahmad dan beberapa pengurus lainnya berkonsolidasi ke sekretariat Senat Fakultas dan Himpunan se IKIP untuk mengalihkan demosntrasi tersebut dari kasus tanah ke tarif angkot. Seluruh mahasiswa diharapkan untuk turun ke jalan menyikapi SK Walikota dan aksi solidaritas atas penangkapan dan sikap represif aparat terhadap mahasiswa UMI.

Tanggal 24 April 1996
Pukul 09.00 Mahasiswa dari berbagai kampus tumpah ruah ke jalan. Mahasiswa IKIP Ujungpandang dari Kampus Banta-Bantaeng, Kampus Parangtambung dan Tidung berjalan kaki memenuhi jalan-jalan protokol menuju kampus Gunung Sari. Kampus Gunungsari dijadikan pusat aksi mahasiswa. Mahasiswa melakukan aksinya di depan kampus di bawah jembatan penyeberangan dengan memblokir dua jalur jalan Andi Pangeran Pettarani.

Pukul 11.30 Pasukan Armed dan Brimob menghalau mahasiswa dari jalan pettarani, terjadi bentrok dengan saling lempar batu. Tembakan gas air mata membuat mahasiswa membubarkan diri dan masuk kampus.

Pukul 11.30 Di saat yang sama, mahasiswa UMI dan 45 kembali turun ke jalan Urip Sumoharjo. Truk sampah yang lewat depan kampus dihadang dan dibalikkan. Pasukan dari kavaleri diturunkan bersama dengan 4 buah panser. Petugas masuk kampus mengejar mahasiswa dan kembali melakukan tindak kekerasan.

Pukul 13.00 Kampus IKIP kembali bergolak. Mahasiswa kembali turun ke jalan dengan jumlah yang besar dari aksi sebelumnya (pagi hari). Awalnya aksi berjalan dengan tertib. Tiba-Tiba mahasiswa dikepung oleh pasukan Armed dan Brimob. Dari arah selatan jalan Pettarani oleh Brimob dan dari arah utara oleh pasukan Armed. Kali ini terjadi bentrok yang mengakibatkan puluhan mahasiswa luka parah ditendang dan dipukuli dengan rotan hingga masuk ke got. Mahasiswa membalas dengan lemparan batu dan panah. Satu orang anggota Armed terkena anak panah di pelipis hingga tembus ke telinga. Petugas mengejar mahasiswa ke dalam kampus hingga ke ruang-ruang kuliah. Termasuk menyeret mahasiswa yang lari ke dalam mesjid Nurul Ilmi yang jamaahnya sementara sholat ashar. Mushallah Fakultas FPIPS penuh dengan ceceran darah. Kaca-kaca ruang perkuliahan dan gedung rektorat pecah berhamburan. Sejumlah mahasiswa, khususnya perempuan pingsan akibat gas airmata, seorang anggota KSR PMI IKIP Rukman Musbar terkena bom gas airmata saat memungut bom yang waktu itu belum meledak. Puluhan mahasiswa ditelanjangi dan digiring dari dalam kampus dengan tendangan hingga ke jalan raya dan dibawa pergi dengan truk aparat. Pada saat yang sama kampus lain ikut bergolak.

Pukul 15.00 Kampus UMI kembali bergolak. Aksi mahasiswa kembali dibubarkan oleh aparat. Kali ini petugas mengejar mahasiswa hingga ke dalam kampus, sampai ke ruang-ruang perkuliahan. Dua panser ikut mengawal pasukan kavaleri yng tidak dilengkapi tameng, kebrutalan aparat kembali terjadi.
Mereka menembak para mahasiswa bukan denagn tembakan peringatan tapi menembak untuk membunuh mahasiswa. Mahasiswa terdesak dan sebagian menyelamatkan diri lari ke dalam laboratotium dan ratusan mahasiswa lari ke tepi sungai pampang. Aparat kemudian mengejar mahasiswa yang berada di tepi sungai pampang kemudian memukul dengan beringas.
Sebagian mahasiswa mencoba menyelamatkan diri dengan cara menlompat ke sungai, tapi pada dasar sungai pampang terdapat Lumpur setinggi 1 meter dan kedalaman kurang lebih 4 meter dengan arus bawah yang deras. Mahasiswa yang berlindung di fakultas di tangkap, lalu dipukuli dan ada yang ditelanjangi (laki-laki).   Masyarakat yang tidak tega melihat kekejaman ini mencoba memahan aparat, tetapi mereka pun dipukuli dan ditangkap.

Pukul 17.30 Sejumlah mahasiswa dikabarkan tenggelam. Sebagian diantaranya ditemukan dan dilarikan ke Rumah Sakit 45.

Pukul 18.30 Saiful Bya, salah seorang mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur angkatan 1994 yang tenggelam meninggal dunia.
Praktis aparat keamanan menguasai kampus 100%. Mereka memaksa mahasiswa meninggalkan kampus.mereka yang keluar kemudia di caci-maki dan dilempari dengan batu. Aparat bermalam di kampus

Tanggal 25 April 1996
Pukul 07.00 pagi Mahasiswa berusaha masuk ke kampus dengan segala cara karena diyakini masih ada korban yang belum ditemukan 
 
Pukul 08.15 pagi Mahasiswa dan masyarakat mencari korban dengan cara menyelam Pukul 09.00 Kembali seorang korban tak bernyawa di temukan dan ternyata dia adalah Andi Sultan Iskandar. Pukul 12.45 WITA.- Mayat disemayamkan di rumah sakit 45 dengan ambulance kecepatan lambat dan sekitar 100 mahasiswa berjalan kaki. Pukul 13.00 WITA. 
 
Pukul 10.00 Hampir semua kampus di Kota Ujungpandang bergolak, mereka turun di jalan melakukan aksi solidaritas. Jalanan dimana-mana macet. Jalan ST. Alauddin oleh mahasiswa IAIN, Unismuh. Jl. Andi Tonro oleh mahasiswa STIE YPUP, Jl. Mappaoddang oleh STIEM, Pettarani oleh mahasiswa IKIP, Bawakaraeng oleh UVRI dan sepanjang jalan Urip oleh mahasiswa UMI, 45, dan di tamalanrea UNHAS serta UKIP PAULUS di Daya. Kali ini petugas keamanan sedikit bersikap persuasif. Di depan kampus UMI sebuah sepeda motor petugas dibakar.

Pukul 12.30 Mayat A. Sultan Iskandar mahasiswa Fakultas Ekonomi UMI angkatan 94 ditemukan terapung di sungai pampang. Mahasiswa membawanya ke RS 45. Dari RS 45, ratusan mahasiswa membawanya ke rumah duka di jl. Sukaria. Dalam perjalanannya, di depan kantor gubernur sebuah sepeda motor petugas dibakar. Sebelum ke rumah duka, mahasiswa sempat mengunjungi harian Fajar untuk memperlihatkan mayat korban kepada wartawan.

Pukul 14.30 Kembali ditemukan mayat Tasrif terapung di sungai pampang. Akibat masuknya aparat ke dalam kampus mengejar mahasiswa, sudah tiga orang mahasiswa UMI ditemukan meninggal. Kemarahan mahasiswa Ujungpandang semakin tak terbendung.

Pukul 16.00 Terkirim hasil rapat Gubernur H.ZB. Palaguna, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Sulatin dan Walikota Ujungpandang Malik B. Masry yang sedang berada di Makkah yang menyatakan bahwa kenaikan tarif angkutan kota Ujungpandang ditunda.

Tanggal 26 April 1996

Pukul 11.00 Hampir semua mahasiswa turun ke jalan. Aksi secara sporadis ini dilakukan oleh beberapa kampus: UNHAS, UKIP, IAIN, Unismuh, IKIP, STIP Al-Gazali, YPUP dan beberapa perguruan tinggi yang lain turun aksi untuk solidaritas mahasiswa UMI yang meninggal. Di depan kampus IKIP Ujungpandang Jl. AP. Pttarani ratusan mahasiswa sholat jumat dan sholat Gaib di tengah jalan yang dipimpin oleh Zainal ABIDIN Ketua LKIMB IKIP UP sebagai khatib dan imam.

Pukul 14.00 Jenazah A. Sultan Iskandar dimakamkan di pekuburan Dadi, sedangkan jenazah Tasyrif dimakamkan di pemakaman Panaikang. Ratusan mahasiswa mengantar dan mengiringi prosesi ini.

Pukul 16.00 Dari pemakaman di Panaikang, ratusan mahasiswa berkumpul untuk melakukan aksi long march ke DPRD Sulsel dengan berbagai spanduk kecaman terhadap aparat keamanan. Lagi-lagi aksi ini dibubarkan oleh aparat keamanan di tengah jalan.

Pukul 17.00 Mahasiswa UNHAS keluar kampus dan menduduki jalan protokol, membuat mimbar bebas di tengah jalan. Aksi solidaritas ini sempat memacetkan jalan, setiap kendaraan ditahan dan penumpangnya diperiksa.

Tanggal 27 April 1996
Pukul 11.00 Aksi solidaritas kembali terjadi di STIE YPUP dan STIEM Bungaya. mobil plat merah dihadang dan disandra oleh mahasiswa. Aksi ini dapat diredam oleh petugas dengan cara persuasif.

Pukul 13.00 Kasdam VII Wirabuana Brigjen TNI Fachrul Razi selaku Kases Bakorstanasda Sulawesi memberikan penjelasan kepada publik soal aksi demonstrasi mahasiswa yang bentrok dengan petugas, termasuk mahasiswa yang menjadi korban luka-luka maupun tewas.

Tanggal 28 – 29 April 1996
• Aksi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berlanjut. Kota Ujungpandang lumpuh, angkot mogok, penumpang terlantar.
• Komnas HAM turun tangan akibat adanya indikasi pelanggaran HAM atas insiden ini. Dipimpin oleh Baharuddin Lopa (sekjen) dan 2 orang anggota tim Mayjen (pur)Soegiri, dan Brigjen (pur)Roekmini melakukan identifikasi dan mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak.

Tanggal 30 April 1996
• Aksi mogok angkutan kota berlanjut.
• Untuk menciptakan ketentraman di tengah-tengah masyarakat akibat dari kasus ini, maka dilakukan pertemuan dengan berbagai pihak dan disepakati suatu piagam kerukunan yang ditandatangani oleh para pihak, antara lain Pemerintah Kota Ujungpandang, Pemprov Sulsel, Kasdam VII Wirabuana, Wakapolda Sulselra, DPRD Sulsel, Organda, Tokoh Masyarakat, Pimpinan perguruan tinggi, perwakilan mahasiswa dan Komnas HAM.
Identifikasi korban Syaiful bya, umur 21 tahun,mahasiswa teknik arsistektur umi 94 alamat, BTN paropo blok D 10/9 makassar meninggal disungai pampang, pada hari rabu 24 April 1996,. Pukul 18.15 malam dengan luka memar di bagian dada dan belakang seperti bekas pukulan. Di kebumikan, 25 april 1996 di gorontalo. Andi Sultan Iskandar umur 21 tahun, mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi, angkatan 1994. Alamat jl. Sukariya 1 No.77 Makassar. Meninggal dengan luka pada dada bagian kiri bekas tusukan benda tajam. Wajah, jidat, kepala, dada dan punggung memar dan bengkak bekas pukulan benda keras.Jenasah dikebumikan di kuburan dadi Makassar pada hari jum’at 1996 pada pukul 13:00 WITA. Tasrif, umur 21 tahun, mahasiswa fakultas ekonomi studi pembangunan, angkatan 1994. Alamat Jl. Tidung VII/Stp VII/No. 55 Perumnas Makassar. Dianiaya oleh militer dengan benda keras dan dibunuh kemudian ditenggelamkan di sungai pampang. Mayatnya ditemukan dengan luka bekas tusukan benda tajam pada leher sebelah kanan, pada wajah dan tubuhnya terdapat luka memar dan bengkak
Sumber Artikel :  

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes